Hari itu, suasana ruang kerja terasa hangat dan produktif. Di balik meja-meja yang tertata rapi, dengan laptop yang terbuka dan tumpukan dokumen pendukung, kami berkumpul dalam satu tujuan: memastikan proses pengadaan di lingkungan BUMN berjalan lebih efektif, transparan, dan akuntabel. Pendampingan dan konsultasi pengadaan bukan sekadar rutinitas teknis, tetapi bagian dari perjalanan panjang menuju tata kelola yang lebih baik di sektor strategis negara.
Saya, bersama beberapa rekan sejawat, tengah menjalankan sesi pendampingan intensif di salah satu BUMN yang sedang memperkuat sistem pengadaannya. Di ruang yang dikelilingi kaca bening dan cahaya alami, suasana kerja terasa terbuka, jujur, dan penuh semangat kolaboratif. Masing-masing dari kami membawa latar belakang dan keahlian yang berbeda, namun disatukan oleh misi yang sama: membantu BUMN mencapai standar pengadaan yang berintegritas dan berdaya saing tinggi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda berkelanjutan yang saya jalani dalam kapasitas sebagai konsultan dan pendamping pengadaan. Setiap sesi selalu menghadirkan dinamika tersendiri. Ada tantangan, ada diskusi hangat, ada pula momen-momen reflektif yang mengingatkan kami betapa pentingnya peran pengadaan dalam memastikan keberlanjutan operasi dan pelayanan publik di perusahaan negara.
Lebih dari Proses Administratif

Banyak orang mengira pengadaan hanyalah soal administrasi — tentang lelang, dokumen penawaran, dan kontrak kerja. Padahal, di balik semua itu, pengadaan adalah jantung dari efisiensi dan kualitas layanan sebuah organisasi. Di BUMN, pengadaan menentukan bagaimana sumber daya dialokasikan secara optimal, bagaimana inovasi didorong, dan bagaimana kepercayaan publik dijaga.
Dalam pendampingan ini, kami membantu tim pengadaan internal BUMN untuk memperkuat tata kelola dan meningkatkan pemahaman terhadap regulasi terkini. Pendekatannya bukan sekadar mengoreksi kesalahan teknis, melainkan membangun budaya kerja yang patuh aturan namun tetap adaptif terhadap perubahan.
Saya percaya, pengadaan yang baik harus berpijak pada tiga nilai utama: transparansi, profesionalisme, dan efisiensi. Tiga nilai inilah yang menjadi dasar dalam setiap langkah kami mendampingi klien. Dan di setiap pertemuan seperti ini, saya selalu menemukan semangat baru dari para peserta yang ingin belajar dan berbenah.
Terus Belajar Bersama

Pendampingan yang kami lakukan bersifat dua arah. Kami tidak datang hanya untuk mengajarkan, tetapi juga untuk mendengarkan dan memahami. Setiap BUMN memiliki karakteristik berbeda — dari jenis usaha, struktur organisasi, hingga budaya kerja. Karena itu, setiap solusi harus disesuaikan dengan konteks masing-masing.
Saya masih ingat bagaimana dalam sesi diskusi, beberapa peserta antusias bertanya tentang implementasi e-Katalog, mekanisme evaluasi vendor, hingga strategi menghindari potensi sengketa kontrak. Pertanyaan-pertanyaan itu menunjukkan betapa besar keinginan mereka untuk bekerja lebih profesional dan meminimalkan risiko kesalahan.
Di sisi lain, saya juga belajar banyak dari pengalaman mereka. Tantangan di lapangan seringkali lebih kompleks daripada teori di atas kertas. Dari proses konsultasi inilah lahir banyak wawasan baru — tentang bagaimana regulasi diterapkan secara nyata, bagaimana dinamika internal organisasi berperan, dan bagaimana pentingnya komunikasi lintas divisi dalam menjaga kelancaran proses pengadaan.
Harapan

Tantangan terbesar dalam pendampingan pengadaan bukan terletak pada kurangnya pengetahuan teknis, melainkan pada perubahan pola pikir. Membangun budaya kepatuhan dan integritas membutuhkan waktu, kesabaran, serta keteladanan.
Saya selalu menekankan kepada peserta bahwa pengadaan bukan sekadar memenuhi kewajiban administrasi, tetapi juga bagian dari upaya menjaga reputasi lembaga. Setiap keputusan, sekecil apa pun, memiliki dampak pada kepercayaan publik.
Harapan saya sederhana namun mendalam — agar melalui proses pendampingan ini, setiap insan pengadaan di BUMN mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya. Ketika mereka memahami bahwa integritas bukan beban, melainkan nilai yang melindungi, maka sistem pengadaan kita akan semakin kuat dari dalam.
Terus Profesional dalam Setiap Langkah

Dalam foto dokumentasi kegiatan ini, terlihat beberapa rekan yang tengah berdiskusi di meja kerja. Mereka datang dari berbagai latar belakang, namun disatukan oleh semangat profesionalisme. Ada yang sedang menelaah dokumen kontrak, ada yang memberikan masukan teknis, dan ada pula yang mendengarkan dengan penuh perhatian.
Pemandangan sederhana itu, bagi saya, mencerminkan inti dari sebuah kerja profesional: kolaborasi yang tulus dan saling menghargai. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Semua berkontribusi sesuai peran dan keahliannya.
Saya merasa beruntung bisa berada di lingkungan yang terus mendorong peningkatan kapasitas diri dan organisasi. Dunia pengadaan adalah dunia yang dinamis — selalu berubah seiring regulasi, teknologi, dan kebutuhan publik. Karena itu, profesionalisme harus terus diperbarui, tidak berhenti pada sertifikat atau pelatihan, melainkan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Optimisme untuk Masa Depan Pengadaan

Melihat semangat dan dedikasi tim BUMN yang kami dampingi, saya optimistis masa depan pengadaan di Indonesia akan semakin baik. Transformasi digital yang sedang berlangsung memberi peluang besar untuk mempercepat transparansi dan efisiensi. Sistem seperti e-Katalog, e-Tendering, dan monitoring berbasis data menjadi instrumen penting untuk memastikan proses berjalan bersih dan terukur.
Namun teknologi hanyalah alat. Yang paling menentukan tetaplah manusia di balik sistem itu. Maka, pendampingan seperti ini menjadi bagian penting dalam membentuk karakter dan kompetensi SDM pengadaan. Saya percaya, ketika integritas, profesionalisme, dan inovasi berjalan seiring, maka pengadaan bukan lagi dianggap sebagai beban birokrasi, tetapi justru motor penggerak kemajuan.
Melangkah Bersama untuk Perbaikan

Pendampingan dan konsultasi pengadaan bukan hanya tentang memperbaiki proses, tetapi tentang menumbuhkan budaya baru dalam bekerja. Setiap sesi, setiap diskusi, dan setiap dokumen yang kami telaah bersama adalah langkah kecil menuju perubahan besar.
Saya selalu percaya bahwa perubahan tidak harus dimulai dari atas. Ia bisa tumbuh dari ruang-ruang kecil seperti ini — ruang kerja yang penuh diskusi, tawa ringan, dan tekad untuk belajar bersama. Dari sinilah masa depan pengadaan yang berintegritas mulai dibangun.
Sebagai pribadi, saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan ini. Setiap pengalaman, setiap interaksi, menjadi pengingat bahwa tugas seorang pendamping bukan hanya memberi solusi, tetapi juga menumbuhkan keyakinan bahwa setiap orang bisa berkontribusi pada perbaikan sistem.
Semoga semangat kebersamaan ini terus tumbuh, dan setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan menjadi pijakan kokoh bagi tata kelola pengadaan yang lebih transparan, efisien, dan berkeadilan di masa depan.
